Tahap Pertama yang Tidak Dapat Diatasi Teori Evolusi: Asal-Usul Kehidupan
Teori evolusi menyatakan bahwa semua
spesies makhluk hidup berevolusi dari sebuah sel tunggal hidup yang ada di bumi
purba 3,8 miliar tahun yang lalu. Bagaimana sebuah sel dapat menghasilkan
miliaran spesies hidup yang kompleks dan, jika evolusi itu benar-benar terjadi,
mengapa jejaknya tidak terdapat dalam catatan fosil, adalah beberapa pertanyaan
yang tak dapat dijawab oleh teori evolusi ini. Bagaimanapun juga, hal pertama
dan utama yang perlu dipertanyakan dari proses evolusi ini adalah: bagaimana
“sel pertama” ini bermula?
Karena teori evolusi menolak proses
penciptaan dan tidak menerima intervensi supranatural apa pun, teori ini tetap
manganggap bahwa sel pertama terjadi secara kebetulan karena hukum alam, tanpa
perencanaan ataupun pengaturan tertentu.
“Kehidupan Berasal dari Kehidupan”
Dalam bukunya, Darwin tidak pernah mengacu
kepada asal-usul kehidupan. Pada masa Darwin, pemahaman sains yang primitif
bersandarkan pada asumsi bahwa makhluk hidup memiliki struktur yang sangat
sederhana. Sejak abad pertengahan, teori generatio spontanea (spontaneous
generation)—teori yang menganggap benda mati muncul bersama-sama untuk
membentuk organisme hidup—diterima oleh masyarakat luas. Orang percaya bahwa
serangga berasal dari makanan basi dan tikus berasal dari gandum.
Eksperimen-eksperimen yang menarik dilakukan untuk membuktikan teori ini. Orang
meyakini, bila sedikit gandum diletakkan pada sepotong pakaian kotor, tikus
akan muncul dari sana.
Sejalan dengan saat Darwin menulis The
Origin of Species, keyakinan bahwa bakteri muncul dari benda mati diterima luas
di di dunia sains.
Akan tetapi, lima tahun setelah publikasi
buku Darwin, Louis Pasteur mengumumkan hasil eksperimennya yang membantah teori
Generatio Spontanea yang merupakan inti dari teori Darwin. Dalam ceramahnya
yang di Sorbonne 1864, Pasteur berkata, “Doktrin Generatio Spontanea tidak
akan pernah bangkit dari pukulan yang mematikan dari eksperimen sederhana ini.”[1]
Usaha-Usaha
yang Tidak Meyakinkan di Abad Ke-20
Evolusionis pertama yang membahas
asal-usul kehidupan di abad ke-20 adalah biolog Rusia terkenal, Alexander
Oparin. Pada tahun 1930-an, ia mencoba membuktikan bahwa sel makhluk hidup
dapat berasal dari kebetulan semata. Dalam perkembangannya, kajian ini ternyata
berakhir dengan kegagalan dan Oparin harus mengakui hal ini, “Sayangnya,
asal-usul sel mungkin merupakan masalah yang paling tidak jelas di antara
keseluruhan studi evolusi organisme.”[2]
Semua usaha para evolusionis sepanjang
abad ke-20 untuk menjelaskan asal-usul kehidupan berakhir dengan kegagalan.
Seorang ahli geokimia bernama Jeffrey Bada dari San Siego Scripps
Institute menerima fakta ini dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh majalah
Earth pada tahun 1998,
“Hari
ini, begitu kita meninggalkan abad kedua puluh, kita masih menghadapi suatu
masalah terbesar yang tidak terpecahkan seperti yang telah kita miliki ketika
kita memasuki abad kedua puluh: bagaimana kehidupan berkembang di muka bumi?”[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar