Tipu Daya Setan untuk Menghancurkan Keikhlasan
Orang-Orang yang Beriman
(bagian 3 habis)
Kelicikan
Setan
Rencana
setan untuk mengancam keikhlasan orang-orang beriman yang akan terus ada hingga
hari pembalasan, dimulai sejak masa Adam a.s.. Ia mendekati Adam a.s. dengan
strategi yang licik dan menipu serta mencoba membuatnya melihat kebaikan
sebagai kejelekan dan kejelekan terlihat baik. Sebagaimana disebutkan di dalam
Al-Qur`an, setan berhasil membujuk Adam a.s. dan pasangannya untuk tidak
mengindahkan larangan Allah. Jadi, setan membuat mereka dikeluarkan dari surga.
Peristiwa ini dijelaskan di dalam ayat-ayat Al-Qur`an sebagai berikut.
“Dan Kami berfirman,
‘Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan
janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang
yang zalim.’” (al-Baqarah [2]: 35)
“Kemudian setan
membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, ‘Hai Adam, maukah saya
tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?’”
(Thaahaa [20]: 120)
“Maka setan
membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa
yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata, ‘Tuhanmu tidak
melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).’ Dan dia (setan)
bersumpah kepada keduanya, ‘Sesungguhnya, saya adalah termasuk orang yang
memberi nasihat kepada kamu berdua.’ Maka setan membujuk keduanya (untuk
memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu
itu, tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya
dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, ‘Bukankah aku
telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu,
‘Sesungguhnya, setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?’” (al-A’raaf
[7]: 20-22)
Setan
tidak secara terang-terangan mengatakan kepada Adam dan Hawa untuk menentang
perintah Allah. Bila dilakukan terang-terangan, tak ada satu pun mukmin yang
mengikutinya. Jadi, ia merencanakan alasan lain yang lebih persuasif. Setan
mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan menjadi malaikat dan hidup abadi
jika mereka memakan buah pohon terlarang itu. Agar kebohongannya lebih
meyakinkan, ia bahkan berani bersumpah atas nama Allah. Al-Qur`an
memperingatkan para mukmin sejati agar melawan kelicikan yang dilakukan oleh setan
ini.
“Hai anak Adam,
janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana telah
mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari syurga, ia menanggalkan dari keduanya
pakaiannya untuk memperhatikan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya, ia dan
pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu
pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (al-A’raaf [7]: 27)
Mereka
yang dibimbing oleh Al-Qur`an benar-benar dipersiapkan untuk melawan
masalah-masalah yang tidak berdasar, keinginan yang semu, dan muslihat setan
yang menipu. Sebagaimana dinyatakan dalam ayat, “Orang-orang yang beriman
berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thagut,
sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan
itu adalah lemah,” (an-Nisaa` [4]: 76) strategi yang dilancarkan setan
sebenarnya lemah dan hanya terdiri atas tipuan yang palsu. Para mukmin sejati
mamahami bahwa bisikan tersebut berasal dari setan. Mereka segera memohon
perlindungan kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat,
“Dan jika kamu ditimpa
sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya, orang-orang yang bertaqwa bila
mereka ditimpa waswas dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu
juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (al-A’raaf [7]: 200-201)
Segera
setelah mendapatkan perlindungan dari Allah, mereka dapat mengartikan peristiwa
tersebut dengan cahaya Al-Qur`an. Mereka mendapatkan pemahaman yang menolong
mereka untuk membedakan kebenaran dari kebatilan. Karena itulah, tuduhan setan
yang sesat tergagalkan karena iman yang kuat dalam diri mukmin yang sejati.
Demikian
pulalah, seperti yang digarisbawahi Al-Qur`an dalam ayat berikut, setan
memainkan peranan kosong pada diri mukmin sejati yang meletakkan keyakinan dan
iman mereka kepada Allah dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Pelindung
mereka.
“Sesungguhnya,
hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhanmu
sebagai penjaga.” (al-Israa` [17]: 65)
Sebagaimana
disebutkan di dalam Al-Qur`an, setan dapat memengaruhi mereka yang dikuasai
olehnya dan mereka yang menjadikan hal lain sebagai tuhan selain Allah.
“Sesungguhnya, setan
itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada
Tuhannya.” (an-Nahl [16]: 99-100)
Dinyatakan
bahwa setan tidak dapat memengaruhi hamba-hamba yang tulus dan suci,
“Iblis berkata, ‘Ya
Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan
menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti
aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis
di antara mereka.’” (al-Hijr [15]: 39-40)
Karena
alasan inilah, mukmin yang ikhlas dan benar tidak perlu takut menghadapi
kelicikan dan tipu daya jebakan yang dibuat oleh setan, karena mereka tahu
pasti bahwa setan tidak memiliki kekuatan atas mereka. Mereka hanya takut
kepada Allah. Mereka yang takut kepada setan adalah mereka yang berteman
dengannya dan terperosok ke dalam perangkapnya. Hal ini diungkapkan di dalam
Al-Qur`an,
“Sesungguhnya, mereka
itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya
(orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka,
tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Ali
Imran [3]: 175)
Di dalam
Al-Qur`an, Allah menyatakan bahwa setan akan meningkatkan usahanya untuk
menanamkan keinginan-keinginan palsu dan penyimpangan di hati setiap manusia,
termasuk hati para nabi. Ini adalah semacam cobaan yang diciptakan Allah untuk
membedakan antara mereka yang memiliki penyakit di hatinya dan mereka yang
beriman dengan tulus ikhlas. Mereka yang mendapatkan kesucian dan memiliki
pengetahuan tidak dapat dipengaruhi oleh keinginan-keinginan palsu setan.
Mereka benar-benar memahami bahwa setan tidak memiliki kekuatan sendiri. Ia
sebenarnya diciptakan dan dikendalikan sepenuhnya oleh Allah. Setan tidaklah
berkuasa untuk menyesatkan orang-orang beriman, menghalangi keikhlasan mereka,
atau membawa mereka ke jalan yang sesat tanpa seizin Allah. Ketika setan
berusaha untuk menempatkan keinginan-keinginan palsu di dalam hati mereka,
seorang muslim percaya bahwa Al-Qu`an tidak diragukan lagi merupakan sebuah
keberkahan yang nyata dari Allah sebagai penguat. Kebenaran ini ditunjukkan
oleh ayat,
“Dan Kami tidak
mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi,
melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, setan pun memasukkan
godaan-godaan terhadap keinginan itu. Allah menghilangkan apa yang dimasukkan
oleh setan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui
lagi Mahabijaksana, agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu
sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang
kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benar dalam
permusuhan yang sangat, dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini
bahwasanya Al-Qur`an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan
tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk
bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” (al-Hajj [22]: 52-54)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar