Struktur Kompleks Kehidupan
Alasan utama teori evolusi berakhir dengan suatu
kebuntuan yang besar seperti itu adalah karena organisme hidup yang dianggap
paling sederhana pun mempunyai struktur yang benar-benar rumit. Sel suatu
makhluk hidup adalah lebih rumit daripada seluruh produk teknologi yang
diproduksi oleh manusia. Dewasa ini, bahkan pada laboratorium yang paling maju
pun di dunia, suatu sel kehidupan tidak dapat diproduksi dengan memadukan
berbagai materi anorganik sekaligus.
Kondisi yang
diperlukan untuk membentuk sebuah sel sangatlah sulit untuk dijelaskan hanya
dengan peristiwa kebetulan saja.. Suatu dilema yang sangat menarik
muncul pada poin ini: DNA hanya dapat bereplikasi dengan bantuan beberapa
protein khusus (enzim). Akan tetapi, sintesis dari enzim-enzim ini hanya dapat
direalisasikan dengan informasi yang terdapat dalam DNA. Karena keduanya saling
tergantung satu dengan yang lainnya, mereka harus eksis pada waktu yang
bersamaan untuk melakukan replikasi. Hal ini membawa skenario bahwa
kehidupan yang dikembangkan oleh dirinya sendiri hanya akan membawa kebuntuan.
Prof. Leslie Orgel, seorang evolusionis yang bereputasi dari Universitas San
Diego, California, mengakui kenyataan ini pada bulan September 1994 yang
dibahas pada majalah Scientific American,
“Adalah sangat tidak mungkin bahwa
protein dan asam nukleat, keduanya yang secara struktural sangat kompleks,
tumbuh secara spontan di tempat yang sama pada waktu yang sama. Tampaknya tidak
mungkin untuk memiliki yang satu tanpa memiliki yang lainnya. Begitu juga,
dalam pandangan sekilas, seseorang mungkin harus menyimpulkan bahwa kehidupan
sesungguhnya tidak pernah berasal dari sarana kimiawi.”[1]
Tidak diragukan, jika tidak mungkin bagi kehidupan
untuk berkembang dari penyebab alam, adalah harus diterima bahwa kehidupan
telah “diciptakan” secara supernatural. Fakta ini secara eksplisit telah
mementahkan teori evolusi, yang mempunyai tujuan utama untuk menolak proses
penciptaan.
[1]
Leslie E. Orgel, “The Origin
of Life on Earth”, Scientific American, vol. 271, Oktober 1994, hlm. 78.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar