Tipu Daya Setan untuk Menghancurkan Keikhlasan Orang-Orang yang Beriman
(bagian 1)
Hingga
hari pembalasan, setan telah berjanji untuk menyesatkan manusia, untuk mengajak
mereka ke dalam barisannya. Sebagaimana dinyatakan Allah, “Setan telah
menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah
golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan
yang merugi.” (al-Mujaadalah [58]: 19) Setan telah berhasil membujuk mereka
yang menafikan keberadaan Allah. Ia telah menjebak manusia dari segala sisi,
membuat mereka lupa kepada Allah, dan memperoleh penghambaan yang mutlak dari
mereka. Karena itulah, orang-orang ini masuk ke dalam barisan setan, sebagai
makhluk yang mengajak orang lain kepada keingkaran, dosa, dan kejahatan.
Bagi
mereka yang dengan ikhlas percaya kepada Allah, tentu saja berbeda halnya.
Setan dapat langsung memengaruhi mereka yang menafikan Allah. Akan tetapi,
terhadap mukmin sejati yang dengan teguh meyakini Allah, setan gagal
memengaruhi mereka. Sebagai contoh, setan dengan cara apa pun tidak dapat
mencegah mereka dari berjuang di jalan Allah. Ia tidak dapat mencegah mereka
untuk mengamalkan perintah agama mereka, melaksanakan shalat, melakukan
kebaikan dan berlaku jujur, menyebut nama Allah, dan mengorbankan diri mereka
untuk berjuang dengan harta dan jiwa.
Menyadari
hal itu, setan terpaksa mencari tipu daya yang lebih sulit untuk memengaruhi
para mukmin sejati. Karena ia tidak dapat secara langsung menghalangi amal baik
yang dilakukan karena Allah, ia berusaha mencampuradukkan kejahatan dalam niat
baik mereka saat melakukan suatu perbuatan. Ini dilakukan untuk mengalihkan
pandangan mereka selain kepada keridhaan Allah dan untuk mencegah mereka
berpaling kepada Allah dengan tulus ikhlas, dengan cara menyerang keikhlasan
mereka. Di dalam Al-Qur`an, tujuan setan hingga detik ini ditegaskan dengan
kata-katanya sendiri. Ayat yang berhubungan dengan perkataan setan disebutkan
sebagai berikut.
“Dan saya benar-benar
akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka
dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu
mereka benar-benar memotongnya, dan akan saya suruh mereka (mengubah ciptaan
Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya.’ Barangsiapa yang menjadikan setan
menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang
nyata. Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan
angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada
mereka selain dari tipuan belaka.” (an-Nisaa` [4]: 119-120)
“Iblis menjawab,
‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”
(al-A’raaf [7]: 16-17)
Sebagaimana
ditunjukkan di dalam ayat tersebut, setan berusaha mengendalikan mereka dengan
“membawa kepada kesesatan dan memenuhi mereka dengan harapan-harapan palsu”,
dengan “menyerang mereka di jalan Allah yang lurus”, dan dengan “mendatangi
mereka dari depan, belakang, dari kanan dan kiri mereka”.
Ia
menggunakan tipuan agar manusia melihat kebenaran sebagai kesalahan, kebaikan
sebagai kejahatan, yang bagus sebagai kejelekan, dan kejahatan sebagai
kebaikan. Ia berusaha mencegah manusia dari perbuatan baik karena Allah dengan
menanamkan keraguan dan keinginan yang sia-sia di dalam hati mereka. Setan berusaha
keras memikat orang-orang beriman untuk melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan akhlaq Al-Qur`an dengan memperindah dan menghiasinya agar terlihat lebih
menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar