Seminar Nasional Pendidikan IPA 2016

Kamis, 08 Maret 2012

Teknologi di Mata dan Telinga


Teknologi di Mata dan Telinga

Bahasan lainnya yang tetap tidak terjawab oleh teori evolusi adalah kualitas persepsi istimewa yang dimiliki oleh mata dan telinga.
Sebelum melanjutkan kepada bahasan tentang mata, marilah kita jawab suatu pertanyaan tentang “bagaimana kita melihat”. Sinar-sinar terang yang berasal dari suatu objek jatuh secara berseberangan pada retina mata. Di sini, sinar-sinar terang ini ditransmisikan ke dalam signal elektrik oleh sel-sel dan mereka mencapai satu titik tipis di belakang otak yang disebut pusat penglihatan. Signal-signal elektrik ini dipersepsikan dalam pusat otak ini sebagai suatu gambaran setelah melalui serangkaian proses. Dengan latar belakang teknis ini, marilah kita berpikir.
Otak diisolasi dari cahaya. Hal ini berarti di dalam otak itu benar-benar gelap dan cahaya tidak mencapai lokasi di mana otak terletak. Tempat yang disebut pusat penglihatan adalah suatu tempat yang benar-benar gelap di mana tidak ada sedikit pun cahaya pernah mencapainya; mungkin ini adalah tempat yang paling gelap yang pernah Anda tahu. Akan tetapi, Anda mengobservasi suatu dunia yang terang dan berkilauan pada kegelapan yang gulita.
Gambaran yang dibentuk pada mata sangatlah tajam dan bahkan berbeda dengan teknologi abad kedua puluh yang belum pernah dapat mencapainya. Ini adalah gambaran tiga dimensi, berwarna, dan sangat tajam. Selama lebih dari seratus tahun, beribu-ribu insinyur telah mencoba untuk mencapai ketajaman seperti ini. Pabrik, tempat yang besar, telah didirikan, berbagai riset telah dilakukan, rencana dan desain telah dibuat untuk tujuan ini. Perhatikanlah juga layar televisi dan buku yang dipegang oleh tangan Anda. Anda akan melihat bahwa ada suatu perbedaan yang sangat besar dalam ketajaman dan perbedaan. Selain itu, layar televisi hanya menunjukkan gambaran dua dimensi kepada Anda, sedangkan dengan mata, Anda melihat suatu perspektif tiga dimensi yang mempunyai kedalaman.
Para evolusionis mengklaim bahwa mekanisme yang menghasilkan gambaran yang tajam dan terang ini telah terbentuk secara kebetulan. Sekarang, jika seseorang mengatakan kepada Anda bahwa gambar pada televisi di kamar Anda terbentuk sebagai hasil yang disengaja, yang dilakukan oleh semua atom yang datang bersamaan dan menyusun peralatan yang menghasilkan suatu gambaran, apa pendapat Anda? Bagaimana atom-atom tersebut dapat melakukan apa yang tidak dapat dilakukan manusia?
Jika suatu alat menghasilkan suatu gambaran yang lebih primitif daripada mata yang tidak dapat dibentuk dengan kebetulan, sangatlah jelas bahwa mata dan gambaran yang dilihat oleh mata tidak dapat dibentuk dengan kebetulan pula. Situasi yang sama juga berlaku pada telinga. Bagian luar telinga menangkap suara yang ada dengan menggunakan daun telinga dan mengarahkan suara itu ke bagian tengah telinga; bagian tengah telinga mentransmisikan getaran-getaran suara dengan mengintensifkan suara itu; telinga bagian dalam mengirimkan getaran-getaran ini ke otak dengan menerjemahkan suara itu ke dalam signal-signal elektrik. Sebagaimana mata, proses pendengaran berakhir di pusat pendengaran yang ada di dalam otak.
Situasi yang terjadi pada mata juga berlaku sama bagi telinga, yaitu otak diisolasi dari suara seperti halnya terisolasi dari cahaya: otak tidak memperbolehkan sedikit pun suara masuk. Karena itu, tidak masalah bagaimana ributnya kondisi di luar, bagian dalam otak tetap benar-benar sunyi. Walaupun demikian, cahaya yang paling tajam dipersepsikan dalam otak. Dalam otak Anda, yang terisolasi dari suara, Anda menyimak simponi dari suatu orkestra dan mendengarkan semua suara di tempat yang ramai. Akan tetapi, jika level suara dalam otak Anda diukur dengan suatu alat yang peka pada satu waktu, akan terlihat bahwa kesunyian yang benar-benar hening akan muncul di sana.
Sebagaimana halnya dengan imajinasi, berpuluh-puluh tahun usaha telah dilakukan dalam rangka untuk menghasilkan dan mereproduksi suara yang benar-benar asli namun sejauh ini, tidak ada alat perekam gambar atau perekam suara yang diproduksi oleh manusia yang sensitif dan berhasil mempersepsikan data-data sensori sebagaimana yang dilakukan oleh mata dan telinga.
Akan tetapi, sejauh penglihatan dan pendengaran dipusatkan, sejauh itu pula fakta yang lebih besar terbentang di balik semua itu.
Siapa Pemilik Kesadaran Melihat dan Mendengar dalam Otak?
Siapakah dia yang melihat dunia yang memikat dalam otaknya, menyimak simponi dan kicauan burung, serta mencium bunga mawar?
Stimulus yang berasal dari mata, telinga, dan hidung seorang manusia melakukan perjalanan menuju otak sebagai syaraf kimia-elektro yang bergerak. Dalam buku-buku biologi, psikologi, dan biokimia, Anda menemukan berbagai detail tentang bagaimana gambaran ini terbentuk dalam otak. Akan tetapi, Anda tidak akan pernah sampai pada fakta yang paling penting tentang bahasan ini: siapakah dia yang mempersepsikan syaraf-syaraf kimia-elektro ini untuk bergerak sebagai gambaran, suara, bau-bauan, dan peristiwa-peristiwa sensori lainnya dalam otak? Ada satu kesadaran dalam otak yang mempersepsikan semua ini tanpa merasa memerlukan mata, telinga, dan hidung. Kepunyaan siapakah kesadaran ini? Tidak diragukan lagi bahwa kesadaran ini bukanlah kepunyaan urat syaraf, lempengan lemak, dan syaraf-syaraf yang menyusun otak. Inilah yang menyebabkan mengapa para Darwinis-Materialis, yang meyakini bahwa segala sesuatu tersusun dari benda atau materi, tidak dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini.
Kesadaran ini adalah ruh yang diciptakan oleh Allah. Ruh tidaklah membutuhkan mata untuk melihat objek, tidak juga membutuhkan telinga untuk mendengarkan suara. Selain itu, dia tidak juga membutuhkan otak untuk berpikir.
Setiap orang yang membaca fakta eksplisit dan saintifik ini seharusnya merenungkan kekuasaan Allah, merasa takut kepada-Nya, dan bertawakal kepada-Nya; Dia Yang Menguasai seluruh alam di tempat yang gelap gulita dari setiap sentimeter kubik dalam bentuk tiga dimensi, berwarna, berbayang-bayang, dan benderang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar