Seminar Nasional Pendidikan IPA 2016

Kamis, 08 Maret 2012

Tahap Pertama yang Tidak Dapat Diatasi: Asal-Usul Kehidupan


Tahap Pertama yang Tidak Dapat Diatasi Teori Evolusi:  Asal-Usul Kehidupan

Teori evolusi menyatakan bahwa semua spesies makhluk hidup berevolusi dari sebuah sel tunggal hidup yang ada di bumi purba 3,8 miliar tahun yang lalu. Bagaimana sebuah sel dapat menghasilkan miliaran spesies hidup yang kompleks dan, jika evolusi itu benar-benar terjadi, mengapa jejaknya tidak terdapat dalam catatan fosil, adalah beberapa pertanyaan yang tak dapat dijawab oleh teori evolusi ini. Bagaimanapun juga, hal pertama dan utama yang perlu dipertanyakan dari proses evolusi ini adalah: bagaimana “sel pertama” ini bermula?
Karena teori evolusi menolak proses penciptaan dan tidak menerima intervensi supranatural apa pun, teori ini tetap manganggap bahwa sel pertama terjadi secara kebetulan karena hukum alam, tanpa perencanaan ataupun pengaturan tertentu.
“Kehidupan Berasal dari Kehidupan”
Dalam bukunya, Darwin tidak pernah mengacu kepada asal-usul kehidupan. Pada masa Darwin, pemahaman sains yang primitif bersandarkan pada asumsi bahwa makhluk hidup memiliki struktur yang sangat sederhana. Sejak abad pertengahan, teori generatio spontanea (spontaneous generation)—teori yang menganggap benda mati muncul bersama-sama untuk membentuk organisme hidup—diterima oleh masyarakat luas. Orang percaya bahwa serangga berasal dari makanan basi dan tikus berasal dari gandum. Eksperimen-eksperimen yang menarik dilakukan untuk membuktikan teori ini. Orang meyakini, bila sedikit gandum diletakkan pada sepotong pakaian kotor, tikus akan muncul dari sana.
Sejalan dengan saat Darwin menulis The Origin of Species, keyakinan bahwa bakteri muncul dari benda mati diterima luas di di dunia sains.
Akan tetapi, lima tahun setelah publikasi buku Darwin, Louis Pasteur mengumumkan hasil eksperimennya yang membantah teori Generatio Spontanea yang merupakan inti dari teori Darwin. Dalam ceramahnya yang di Sorbonne 1864, Pasteur berkata, “Doktrin Generatio Spontanea tidak akan pernah bangkit dari pukulan yang mematikan dari eksperimen sederhana ini.[1]
Usaha-Usaha yang Tidak Meyakinkan di Abad Ke-20
Evolusionis pertama yang membahas asal-usul kehidupan di abad ke-20 adalah biolog Rusia terkenal, Alexander Oparin. Pada tahun 1930-an, ia mencoba membuktikan bahwa sel makhluk hidup dapat berasal dari kebetulan semata. Dalam perkembangannya, kajian ini ternyata berakhir dengan kegagalan dan Oparin harus mengakui hal ini, “Sayangnya, asal-usul sel mungkin merupakan masalah yang paling tidak jelas di antara keseluruhan studi evolusi organisme.”[2]
Semua usaha para evolusionis sepanjang abad ke-20 untuk menjelaskan asal-usul kehidupan berakhir dengan kegagalan. Seorang ahli geokimia bernama Jeffrey Bada dari San Siego Scripps Institute menerima fakta ini dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh majalah Earth pada tahun 1998,
“Hari ini, begitu kita meninggalkan abad kedua puluh, kita masih menghadapi suatu masalah terbesar yang tidak terpecahkan seperti yang telah kita miliki ketika kita memasuki abad kedua puluh: bagaimana kehidupan berkembang di muka bumi?”[3]



[1] Sidney Fox, Klaus Dose, Molecular Evolution and The Origin of Life (San Fransisco: W. H. Freeman and Company, 1972), hlm. 4.
[2]Alexander I. Oparin, The Origin of Life (New York: Dover Publications, 1936, 1953 [reprint]), hlm. 196.
[3] Jeffrey Bada, Earth, Februari 1998, hlm. 40.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar