Seminar Nasional Pendidikan IPA 2016

Sabtu, 10 Maret 2012

Sejarah : History of Java




DISUSUN OLEH:
YENI ARTHA SARI
Xi ia3-32








SMA NEGERI 2 LUMAJANG
SEKOLAH UNGGULAN TERPADU
Jalan HOS COKROAMINOTO 159 LUMAJANG


HISTORY OF JAVA
By : Thomas Stamford Raffles


Biografi Thomas Stamford Raffles
Thomas Stamford Raffles lahir di laut di atas kapal sebuah kapal Ann pada 6 Juli 1781 di lepas pantai Jamaika. Pada 1795, lelaki muda itu menerima pekerjaan pertamanya di East India Company sebagai juru tulis. Raffles adalah seorang negarawan Inggris, dan terkenal karena berdirinya Singapura. Ia dikenal sebagai “Bapak Singapura”. Dia juga terlibat dalam penaklukan pulau Jawa dari Belanda dan pasukan militer Prancis selama perang Napoleon dan berkontribusi pada perluasan Kerajaan Inggris. Sebagai juru tulis Raffles sering menciptakan beberapa jenis-jenis buku di antaranya satu buah buku yang menceritakan tentang pulau Jawa yang disebut History of Java.
Daftar isi buku The History of Java ini adalah
  1. Kondisi Geografis Pulau Jawa
  2. Asal Mula Penduduk Asli Jawa
  3. Pentingnya pertanian di Jawa
  4. Manufaktur
  5. Perdagangan
  6. Karakter Penduduk
  7. Upacara Istana
  8. Bahasa
  9. Agama
  10. Sejarah (peradaban) Jawa dari awal tradisi hingga munculnya Islam
  11.  Sejarah Jawa


Buku tersebut juga memiliki 12 lampiran, yaitu
  • Kemunduran Batavia
  • Perdagangan dengan Jepang
  • Proklamani Gubernur Umum dan Pemerintahan sepeninggal Hon. Letnan Gubernur
  • Perbandingan Kosakata
  • Cerita Pulau Sulawesi
  •  Angka-angka menurut Chandra Sengkala
  • Terjemahan Manik Maya
  • Terjemahan Huruf Prasasti Jawa dan Kawi Kuno
  • Pulau di Bali
  • Instruksi Pajak
  • Memorandum tentang Berat Ukuran dan sebagainya

Isi “HISTORY OF JAVA”

Sejarah Pulau Jawa (The History of Java) adalah buku
yang dikarang oleh Sir Thomas Stamford Raffles dan diterbitkan pada tahun 1817. Sir Thomas Stanford Raffles merupakan Sosok yang paling banyak meninggalkan nama ilmiah pada kekayaan flora dan fauna di lingkungan Hindi-Belanda ini tidak lahir di lingkungan istana. Raffles dilahirkan di lepas Pantai Jamaika dekat Port Morant, di atas geladak kapal Ann, pada 6 Juli 2781. Ayahnya adalah Benjamin Raffles seorang koki yang kemudian menjadi kapten kapal dan Ibunya adalah Anne Lyde Linderman.
Dalam buku ini, Raffles yang memerintah sebagai Gubernur-Jendral di Hindia-Belanda dari tahun 1811-1816 menuliskan mengenai keadaan penduduk di pulau Jawa, adat-istiadat, keadaan geografi, sistem pertanian, sistem perdagangan bahasa dan agama yang ada di pulau Jawa pada waktu itu. Buku ini diterbitkan dalam dua bendel (volume I: 479 halaman, dan volume II: 291 halaman, dilengkapi dengan banyak halaman bergambar) dan dicetak ulang pada tahun 1965 oleh Oxford University Press di London.
Pada salah satu bab dari buku ini, Raffles menceritakan mengenai upacara adat yang dilakukan dalam penyambutan kelahiran bayi, dalam perkawinan, dan pada upacara kematian yang biasa dilakukan sejak zaman dulu kala hingga pada saat itu. Buku ini juga berisi tentang upacara selamatan dan perayaan yang menampilkan tarian tradisional dan pertunjukkan wayang pada abad ke-19 dan sebelumnya.
Buku ini merupakan buku yang berbeda dengan buku Babad Tanah Jawi yang dikarang oleh carik Braja pada zaman pemerintahan Sunan Pakubuwono III di Surakarta. Kutipan di bagian belakang buku The History of Java karya Raffles, yang dicetak ulang pada tahun 2008 oleh Penerbit Narasi Yogyakarta. Buku tersebut pertama kali diterbitkan pada tahun 1817 dalam dua volume, dimana volume pertama berisi tentang inti buku itu sendiri secara lengkap, sedangkan buku berisi informasi tambahan dan lampiran. Kedua buku tersebut disatukan, isinya antara lain mencakup keadaan geografis, informasi mengenai penduduk asli Jawa, keadaan pertanian, kepercayaan dan upacara keagamaan, bahasa, serta beberapa hal menarik lainnya. Sebuah mahakarya yang sangat berharga bagi masyarakat Indonesia.
            Ketika baru terbit pada 1817, seorang pengkritik mengatakan, penulisan The History of Sumatra (1811) karya William Marsden lebih bagus dibanding buku ini. Mungkin ada benarnya. Para pembaca masa kini bisa membandingkan keduanya, karena karya Marsden juga telah diterbitkan tahun ini oleh Penerbit Komunitas Bambu. Tetapi, jelas, karya Raffles jauh lebih kaya sumber-sumbernya. Ia terjun langsung berbulan-bulan di berbagai daerah di Jawa dan Bali, sementara Marsden lebih bergantung pada referensi-referensi Portugis. Sebagai mahakarya, buku ini memang sangat kaya informasi. Oleh karena itu, sebenarnya terlalu naif rasanya mencoba menjelaskan isi buku hampir 1.000 halaman ini hanya dalam kolom pendek di koran ini. Inilah ''buku babon Jawa'' yang luar biasa, yang merangkai semua hal tentang Jawa. Dilengkapi gambar-gambar sketsa, Raffles yang terpesona eksotisme Jawa melukiskan beragam sudut kehidupan masyarakat Jawa di masanya. Tentang sejarah Jawa, ciri dan karakter orang Jawa, kebiasaan-kebiasaannya, agama, bahasa, seni, budaya, dan sebagainya. Dengan bantuan berbagai pihak, Raffles menerjemahkan beragam sumber seperti naskah Bharatayuda dan Babad Tanah Jawa. Mengawali bukunya yang terdiri 11 bab, Raffles memaparkan situasi geografi Pulau Jawa, lengkap dengan kota pelabuhan, gunung, sungai, danau, iklim, mineral, sayur-sayuran. Hingga binatang Raffles mengatakan, entah dari apa nama ''Jawa'' berasal. Tidak jelas. Ada yang menyebut nama itu berasal dari kata ''Jawa-wut'', suatu jenis padi-padian, yang mungkin menjadi bahan pangan pokok pada masa awal. Pada masa sebelumnya, ada juga istilah lain yakni Nusa hara-hara atau Nusa kendang.
            Raffles mengungkapkan kekaguman atas suburnya sebagian besar tanah di Jawa. Ia menyatakan, hal itu mungkin karena banyak gunung di pulau ini. Berbagai tumbuhan dan hasil pertaniannya sangat beragam.orang-orang Jawa menurut pandangan Raffles, wajah kaum wanita tidaklah begitu bagus seperti kaum laki-laki Jawa. Dan, di mata orang-orang Eropa, banyak wanita yang ''buruk'' wajahnya, khususnya setelah usia tua. Tetapi dikatakan, itu semua tampaknya wanita Jawa yang bekerja berat. Berbeda dengan penguasa Belanda, sikap Raffles cenderung positif dalam menilai orang-orang Jawa. Raffles menilai orang-orang Jawa sebagai ''orang-orang yang mudah bergaul dan sopan, penuh hormat dan bahkan cenderung malu-malu, tidak pernah kasar, tapi mereka lamban dalam gerak.'' Laki-laki Jawa umumnya mempunyai seorang istri. Tetapi banyak pejabat seperti lurah memiliki istri lebih dari satu. Para bupati biasa mempunyai tiga atau empat istri, sementara para raja bisa 8 hingga 10. Tentang orang-orang asing yang tinggal di Jawa, Raffles mengatakan yang paling banyak adalah orang China (Tionghoa). Pada awal 1800-an, jumlah orang Tionghoa ada sekitar 100.000 orang, kebanyakan tinggal di Batavia, Semarang dan Surabaya sebagian lainnya tinggal di kota kecil.

 Struktur Sederhana
            Raffles memulai Bab I dengan mendeskripsikan kondisi geografis Pulau Jawa. Ia menarasikan sebuah peta topografis ihwal keadaan alam Jawa dalam sejumlah ukuran: pembagian wilayah, pelabuhan, pegunungan, sungai dan danau, pemandangan alam, susunan bebatuan, musim dan iklim, jenis logam, kondisi tanah, serta flora-fauna. Salah satu subtema yang menarik dicermati adalah ketika Raffles mengulas bagaimana dan dari mana nama “Jawa” didapat. Penelusuran etimologis yang           
            Pada Bab II, Raffles mendiskusikan populasi Jawa dengan dua pola sekaligus. Mula-mula ia melakukan kilas balik sejarah asal mula orang Jawa, dan kemudian membandingkan perbedaan ras Jawa dengan ras Melayu dan ras Bugis. Tak hanya itu, pembahasan tentang sejumlah ras pendatang semacam Cina, Moor, dan Arab, ia sertakan pula. Dengan gambaran yang relatif lengkap seperti itu, Raffles bisa bercerita banyak mengenai kesenjangan social hingga problem kelas atas.
            Kecintaan Raffles pada dunia botani terlihat pada Bab III. Ia merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini”.
             Di dalam Bab IV, Raffles menjelaskan tentang pembuatan barang-barang hasil kerajian tangan,seperti tikar tikaran, barang ukiran dll.Letnan gubernur itu menggarisbawahi bahwa struktur masyarakat Jawa sederhana dan keinginan masyarakatnya tidak banyak. Akumulasi modal pun tidak ada, dan pembagian profesi tidak banyak. Oleh karena itu, katanya, perusahaan manufaktur tidak dapat diharapkan bisa didorong dalam batas tertentu.
            Pada Bab V, yang secara khusus menerangkan perdagangan. Sembari melaporkan rincian komoditas ekspor-impor, Raffles meletakkan relevansi pembahasannya dalam konteks hubungan niaga yang tersambung ke banyak belahan dunia lain.Uniknya, Raffles memasukkan pembahasan agama dalam bab ini juga. Agaknya, ia ingin menunjukkan ketersebaran agama-agama, meminjam istilah Pramoedya, dari negeri “atas angin” tidak bisa dilepaskan dari konteks perdagangan.
             Baru Bab VII dan VIII tradisi mendapat perhatian penuh.Simbol-simbol tradisi semacam upacara, drama, wayang, tari, beserta sejumlah adat istiadat diterangkan dalam tutur yang tak membosankan. Sementara Bab X dan XI dihabiskan untuk mendedah sejarah perdaban Jawa yang panjang. Uraian historis ini diakhiri sampai dengan periode kedatangan militer Inggris pada 1811.

              Meskipun begitu, bahasa masyarakat Jawa waktu itu telah memiliki kata untuk menyebut sebagian besar jenis pekerja tangan. Contohnya, pandi (pande), tukang kayu, tukang werongko,tukang deluwang dan tukang sulam.Dalam usahanya menunjukkan para tukang itu, Raffles menyertakan pula gambar-gambar berbagai peralatannya. Ia tunjukkan, misalnya, gambar pacul, gergaji, sabit, linggis, dan alat tenun. Ia juga menurunkan contoh keris dan jenis-jenisnya secara lengkap.
              Buku ini juga kaya informasi tentang sejarah raja-raja Jawa, lengkap dengan bumbu-bumbu intrik dan liku-liku kekuasaannya. Ada pelukisan rinci, misalnya, bagaimana Raja Mataram, Amangkurat I,menghukum mati Trunojoyo secara sadis disaksikan para pejabat kerajaan.
              Sayang sekali, buku terjemahan karya Raffles ini menghilangkan tulisan pengantar Prof John Bastin, guru besar sejarah di School of Oriental and African History, University of London. Sebagai gantinya, disertakan pengantar yang ditulis Drs Syafruddin Azhar, redaktur Tabloid Mingguan PERLE. Cukup bagus memang, tetapi dalam tulisan Prof Bastin terdapat banyak penjelasan yang penting antara lain bagaimana buku Raflles disusun.
             Sebagai penulis, Raffles adalah pribadi yang tekun. Ia menulis hingga malam hari, sebagian besar di Cisarua, setelah berbulan-bulan berkeliling Jawa. Di sela-sela tugasnya, tentu saja. Meskipun kecewa karena dicopot, ia pulang dengan semangat tinggi untuk menulis bukunya. Ada penjelasan, siapa saja orang-orang yang membantunya mengumpulkan bahan dan menulis. Tak kurang 30 ton bagasinya yang dibawa pulang ke London. Berbulan-bulan barangnya ditahan aparat pabean.


Jasa-jasa Thomas Stamford Raffles :
A.BIDANG BIROKRASI PEMERINTAHAN
1.Pulau Jawa dibagi menjadi 16 keresidenan yang terdiri dari beberapa distrik.
2.Mengubah system pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi system pemerintahan colonial yang bercorak barat.
3.Bupati-bupati atau penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya sebagai kepala pribumi secara turun temurun.

B.BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN
1.Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor sedangkan pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor yang paling menguntungkan.
2.Penghapusan pajak hasil bumi dan system penyerahan wajib karena di anggap terlalu berat dan dapat mengurangi daya beli rakyat.
3.Menetapkan system sewa tanah.
4.Pemungutan pajak pada mulanya secara perorangan.

C.BIDANG SOSIAL
1.Penghapusan kerja paksa.
2.Penghapusan perbudakan.
3.Peniadaan pynbank.

D.BIDANG ILMU PENGETAHUAN
1.Dituliskannya buku yang berjudul History of Java.
2.Memberikan bantuan kepada John Crawfurd  untuk mengadakan penelitian dan menghasilkan buku yang berjudul History Of  the east Indian Archipelago.
3.Mendukung sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
4.Ditemukannya bunga Raflesia Arnoldi.
5.Dirintisnya kebun raya Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar