MENELADANI SEMANGAT KARTINI BELAJAR AL QUR’AN
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
وَبِه نَسْتَعِيْنُ عَلَى اُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْن والصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلىَ اَشْرَفِ الانْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى الِهِ
وَاَصْحَابِه اَجْمَعِيْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ المُلْكُ الحَقُّ المُبِيْنَ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الوَعْدِ الاَمِيْنَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِ المُرْسَلِيْنَ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمّا بَعْدُ .
فَيَا اَيُّهَا المُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى
الله وَ اَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَةِ اللهِ وَطَاعَةِ رَسُوْلِهِ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنَ.
Sidang Jum’at yang dirahmati Allah,
Marilah kita bertaqwa kepada Allah SWT dengan mengerjakan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, mudah-mudahan kita semua beroleh
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Amien!
Sidang Jumat yang berbahagia..
Setiap tanggal 21 April, kita semua bangsa Indonesia memperingati hari besar
lahirnya seorang tokoh pejuang Islam RA Kartini. Sementara ini, kita kenal RA
Kartini hanya sebagai tokoh pengangkat harkat martabat kaum wanita. Bahkan,
tidak banyak yang
salah mengartikannya sebagai emansipasi wanita tanpa batas!
salah mengartikannya sebagai emansipasi wanita tanpa batas!
Ada sisi lain yang jauh lebih menarik dari perjalanan seorang Kartini
sebagai
pejuang kaum
wanita, yaitu perjalanan hidupnya yang membuahkan buku Habis Gelap
Terbitlah Terang. Pada mulanya, Kartini sangat mengagumi budaya kebebasan
bangsabarat dibanding adat istiadat ningratnya yang begitu sangat rumit dan menekan
(Surat Kartini 25 Mei 1899 kepada Stella , wanita yang aktif pada pergerakan feminis di negeri Belanda).
Kartini memang beragama Islam, tapi sama sekali tidak memahami apa
itu Islam.
Maklumlah, di zaman itu pemerintah kolonial Belanda melarang siapapun untuk
menterjemahkan Al Quran. Sehingga banyak orang yang membaca Al Quran, bahkan
sampai hafal tapi sama sekali tidak dapat memahami isinya. Tradisi ini sampai
sekarang masih ada di sebagian masyarakat kita. Sampai suatu ketika Kartini
berkunjung ke rumah pamannya, seorang Bupati Demak dan bertemu dengan Kyai
Muhammad Sholeh bin Umar, dan belajar makna Surat Al Fatihah. Kartini
menceritakan bahwa selama hidupnya baru kali itulah dia mengerti makna dan arti
surat Al Fatihah, yang isinya begitu indah dan menggetarkan hati.
Maklumlah, di zaman itu pemerintah kolonial Belanda melarang siapapun untuk
menterjemahkan Al Quran. Sehingga banyak orang yang membaca Al Quran, bahkan
sampai hafal tapi sama sekali tidak dapat memahami isinya. Tradisi ini sampai
sekarang masih ada di sebagian masyarakat kita. Sampai suatu ketika Kartini
berkunjung ke rumah pamannya, seorang Bupati Demak dan bertemu dengan Kyai
Muhammad Sholeh bin Umar, dan belajar makna Surat Al Fatihah. Kartini
menceritakan bahwa selama hidupnya baru kali itulah dia mengerti makna dan arti
surat Al Fatihah, yang isinya begitu indah dan menggetarkan hati.
Kemudian setelah berdialog dengan Sang Kyai, akhirnya Kyai Sholeh
menterjemahkan Al Qur'an dalam bahasa Jawa, walaupun sebenarnya tindakan itu
dilarang oleh pemerintah Belanda. Dalam semangatnya Kartini mempelajari makna
Al Quran, Kartini menemukan sesuatu yang lebih dari liberalisme barat yang
semula dia kagumi. Bahkan dalam suratnya Kartini bertekad untuk memperkenalkan
Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, agama yang patut disukai, seperti
dalam suratnya kepada Van Kol th 1902.
Sidang Jumat yang berbahagia..
Inilah hebatnya Al Quran. Petunjuk hidup yang tak tertandingi
manfaatnya.
Petunjuk bagi setiap manusia, termasuk bagi seorang Kartini yang telah
membawanya dari kegelapan menuju cahaya (minadzulumaati ila nuur), yang
mengilhami munculnya buku Habis gelap terbitlah terang.
Petunjuk bagi setiap manusia, termasuk bagi seorang Kartini yang telah
membawanya dari kegelapan menuju cahaya (minadzulumaati ila nuur), yang
mengilhami munculnya buku Habis gelap terbitlah terang.
Sidang Jumat yang berbahagia
Alqur’an jika dibaca dan dipelajari isinya dengan sungguh-sungguh,
tentu akan
membawa dampak perbaikan yang luar biasa! Alhamdulillah, kita tidak hidup di zaman kolonial Belanda yang pada masa itu para ulama dilarang untuk mengajarkan makna Quran. Al Quran tidak boleh diterjemahkan.
membawa dampak perbaikan yang luar biasa! Alhamdulillah, kita tidak hidup di zaman kolonial Belanda yang pada masa itu para ulama dilarang untuk mengajarkan makna Quran. Al Quran tidak boleh diterjemahkan.
Sidang Jum’at yang dirahmati Allah,
Meneladani semangat Kartini dalam mempelajari al qur’an, Kedua orang
tua mempunyai peran yang sangat besar dalam mendidik anak-anaknya, Khususnya
bagi seorang ibu. Sebaik-baik pendidikan yang harus ditanamkan pada jiwa anak
adalah mengajari anak belajar al qur’an. Al qur’an yang mampu memberi petunjuk
kepada anak di segala zaman, sebab anak akan hidup pada zamannya sendiri.
عَلِّمُوْا اَوْلاَدَكمْ فَإِنَّهُمْ يَعِشُوْنَ فِى
غَيْرِ زَمَانِكمْ
Didiklah anakmu
sesuai dengan zamannya (Raise and ducate your children in line to theirs
(future) era.
Sidang Jumat yang berbahagia..
Al-Qur’an dapat membuat anak menjadi cerdas, itu karena otak akan
terus berproses bila anak senang dan mencintai Al-Qur’an. Bila ia mencintai dan
biasa membaca dan mengkaji isi Al-Qur’an dimasa tuanya tak akan mudah pikun
apalagi dia menghafal Al-Qur’an maka Allah menjamin orang tuanya akan diberikan
penghargaan oleh Allah yaitu Al-Qur'an sebagai pembela di hari akhirat,
seperti kisah dibawah ini :
Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili
radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
« اقْرَءُوا الْقُرْآنَ
فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه »
“Bacalah oleh
kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak
sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804]
Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya,
"Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah membaca akan
menjawab : "Siapakah kamu?" Betapa bahagianya kita sebagai orang tua,
yang memiliki anak sholeh, cerdas dan lebih–lebih sebagai asset dunia dan
akhirat yang hakiki, yang menjamin pertemuan kita dengan Allah kelak di
surga-Nya amiin.
Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu
sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di
waktu siang hari."
Kemudian berkata
orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?"
Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah
S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan
kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Sidang Jumat yang berbahagia..
Pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang
tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya
bertanya : "Dari manakah kami memperoleh ini semua, pada hal amal kami
tidak sampai ini?" Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua karena anak
kamu telah mempelajari Al-Qur'an."
Dari shahabat ‘Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
(( إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أقْوَاماً وَيَضَعُ بِهِ
آخرِينَ )) رواه مسلم .
“Sesungguhnya
Allah dengan Al-Qur`an ini mengangkat suatu kaum, dan menghinakan kaum yang
lainnya.” [HR. Muslim 269]
Sidang Jumat yang berbahagia..
Subhanallah, sungguh luar biasa, kita sedang
diberikan kesempatan oleh Allah SWT, untuk berinvestasi, investasi yang tak
terhitung nilainya. Anak adalah detik, anak adalah
menit, anak adalah jam, anak adalah hari, anak adalah malam, anak adalah
segalanya dalam kehidupan kita. Anak adalah hati kita, pikiran kita,
penglihatan kita, pendengaran kita, tangan dan kaki kita, hembusan nafas kita,
sampai dia adalah sosok yang selalu muncul dalam mimpi kita, dan dia adalah
tesesan air mata kita, dia adalah isi pikiran kita, dia adalah isi do’a–do’a
kita yang tak terlewatkan, harta sebesar atom dalam panggung dunia ini.
Semangat hidup hadir karena dia, senyum manis mekar karenanya, mata
terbuka disiang dan malam hari karena keberadaanya, tangan yang berat ringan
karena motivasinya, kaki yang lumpuh berlari kencang karena dorongannya, rasa
malas yang menyelimuti hilang karena amanah yang ada, karena dia adalah kunci
pintu surga, dia adalah investasi kehidupan yang akan menjamin kita bertemu
atau tidak dengan Sang Pencipta.
Sidang Jumat yang berbahagia..
Marilah kita bersama, membangun generasi masa depan, yang akan
menjadi pelita penyinar terang dalam kehidupan sejati. Saling membahu dan
tolong menolong dalam mempersiapkan generasi qur’ani, yang akan mengizzahkan
islam dipersada ini.
Dari shahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
(( مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ
: رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ
يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ : لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ،
وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يقرأ القرآنَ كَمَثلِ الرَّيحانَةِ : ريحُهَا طَيِّبٌ
وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ
الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ )) متفقٌ
عَلَيْهِ .
“Perumpamaan seorang mu`min yang rajin
membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah : aromanya wangi dan rasanya
enak. Perumpamaan seorang mu`min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti
buah tamr (kurma) : tidak ada aromanya namun rasanya manis. Perumpamaan seorang
munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah :
aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpaan seorang munafiq yang
tidak rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah : tidak memiliki
aroma dan rasanya pun pahit.” [Al-Bukhari
5427, Muslim 797]
Sidang Jumat yang berbahagia..
Alhamdulillah, kita hidup di zaman mudah untuk mempelajari makna Al
Quran. Pergunakanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya! Mari kita tingkatkan
kualitas cinta Al Quran dengan tidak hanya sekedar membacanya. Mari kita
teladani semangat Kartini dalam mempelajari Al Quran sekaligus mengajarkan
kepada anak-anak kita. semoga! (oleh : Zainul Ilmi,
S.Ag.)
بَارَكَ اللهُ لىِ وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ الكَرِيْم وَنَفَعَنِي
وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الايَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وّقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ
وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ .
Meneladani Semangat Kartini Belajar Al Qur’an
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
وَبِه نَسْتَعِيْنُ عَلَى اُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْن والصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلىَ اَشْرَفِ الانْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى الِهِ وَاَصْحَابِه
اَجْمَعِيْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
المُلْكُ الحَقُّ المُبِيْنَ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
صَادِقُ الوَعْدِ الاَمِيْنَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِ
المُرْسَلِيْنَ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمّا بَعْدُ . فَيَا
اَيُّهَا المُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى الله
وَ اَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَةِ اللهِ وَطَاعَةِ رَسُوْلِهِ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنَ.
(( عَلِّمُوْا
اَوْلاَدَكمْ فَإِنَّهُمْ يَعِشُوْنَ فِى غَيْرِ زَمَانِكمْ ))
« اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى
يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه »
((
إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أقْوَاماً وَيَضَعُ بِهِ آخرِينَ ))
رواه مسلم .
((
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ : رِيحُهَا
طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ
القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ : لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ، وَمَثلُ
المُنَافِقِ الَّذِي يقرأ القرآنَ كَمَثلِ الرَّيحانَةِ : ريحُهَا طَيِّبٌ
وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ
الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ )) متفقٌ
عَلَيْهِ .
بَارَكَ اللهُ لىِ وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ الكَرِيْم وَنَفَعَنِي
وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الايَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ.وّقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ
وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar